Sabtu, 26 Juni 2010

Perilaku anak adalah Komunikasi

Anak adalah mutiara yang tidak ternilai bagi orang tuanya. Karena ditangan anak maka regenerasi keluarga akan tetap langgeng dan memiliki daya yang sangat luar biasa . Artinya tongkat estafet kepemimpinan baik ia sebagai sosok pribadi, pimpinan keluarga, kampung, kota sampai negara ada ditangan mereka. Oleh sebab itu peranan orang tua, guru serta praktisi dan akademisi menjadi penting dalam membina dan menjaga keberlangsungan mereka agar kelak masa depan mereka dapat bertumbuh berkembang menjadi pribadi yang memiliki kualifikasi yang dapat di banggakan. Namun demikian masih banyak hal yang harus dibenahi dalam mendidik anak. Apalagi jika anak tersebut memiliki problem dalam perilaku. Ini merupakan masalah penting yang harus ditangani secara dini. Jika tidak maka kepribadian mereka menjadi tidak karuan alias amburadul. Alhasil, bukan perbaikan yang terjadi maka ketimpangan-ketimpangan sosialpun dapat merebak di seluruh asset dan aspek kehidupan masyarakat. Untuk menjawab tantangan besar perilaku anak tersebut maka Universitas Katholik Widya Mandala dalam rangka seminar internasional anak pada usia dini mengadakan workshop yang bertajuk Managing Behavior A child Centered Approach( Mengelola perilaku:pendekatan yang berpusat pada anak )di Auditorium ruangan A-302 universitas Widya Mandala kampus Dinoyo, Surabaya pada tanggal 25juni lalu.
sebagai pembicara adalah Ibu Pam McAdam dari Nanaimo CDC Kanada. Dalam elaborasinya Pam menanyakan kepada para peserta tentang berberapa masalah yang dihadapi oleh anak-anak di Indonesia kepada para peserta yang hadir alhasil jawabannya yang dilontarkan secara sigap dan spontan tersebut hampir memiliki kesamaan dengan yang terjadi di Kanada. Lalu ibu Pam pun mulai mendefinisikan apa yang disebut dengan perilaku-perilaku yang menantang maka secara singkat ibu Pam menjawab dengan santai “ada perilaku yang mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan dari keberhasilannya dalam bermain, perilaku yang berbahaya bagi si anak, anak-anak yang lain atau orang dewasa, perilaku yang membahayakan anak untuk masalah-masalah sosial dan kegagalan sekolah”ujar ibu yang berumur paruh baya itu.Selanjutnya dalam mengatasi problem perilaku ini diperlukan dukungan secara humanistik dan holistik. Humanistik artinya selalu ada pemahaman yang berpusat pada penghormatan dan pengertian yang berpusat kepada anak dan keluarga. “terus terang, harus ada pendekatan yang lebih mengarah kepada pemahaman dan bukan kepada hukuman kepada anak” ujar ibu yang sudah mendidik anak lebih dari puluhan tahun. kedua secara holistik dimana kita sebagai orang tua,pendidik harus memperhatikan bagaimana anak belajar paling baik, berkomunikasi dan sadar akan makna lingkungan. Jika bisa kita lihat Kita sebagai pendidik harus melihat apa yang menjadi kekuatan bagi anak. “ Di Indonesia hubungan sosial dan komunikasi itu kuat dan dari situlah kita harus menjadikan fokus kekuatan yang dapat ditumbuh kembangkan bagi anak- anak Indonesia” kenang ibu Pam.lebih jauh kita semua orang tua harus percaya bahwa perilaku adalah komunikasi.
(Trus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar