Senin, 16 Mei 2011

Sorot:: Diskusi Buku: Surat Berdarah untuk Presiden

Surabaya (16/05) TKI selalu menjadi permasalahan pelik yang terjadi di publik masyarakat Indonesia.Bagaimana tidak ada banyak TKI dan TKW yang dikirim ke negara-negara yang seperti Araba Saudi, Hongkong dan yang lain tidak jarang pulang hanya nama saja alias meninggal. Oleh sebab itu sudah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk menangani masalah ini. Namun hasilnya tetaplah nollll besar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sebuah komunitas yang berjuang untuk komunitas adalah Migrant Institut. Komunitas ini pada hari ini mengajak semua sivitas mahasiswa seluruh Jatim untuk mendiskusikan sebuah buku yang berjudul Surat berdarah Untuk Presiden di Perpustakaan UNAIR Kampus B. Hadir sebagai pembicara Gitadi Tegas Supramadya, Pipit Senja dan Ibu Sastri Bakri. Ketiga pembicara ini sangat menyayangkan ada banyak TKI dan TKW Indonesia yang menjadi program sapi perahan majikan dari negara penempatan TKI dan TKW tersebut. Alhasil tidak jarang banyak tenaga kerja Indonesia diperkerjakan tidak proporsional dan profesional. Sebagai hasil, TKI dan TKW kita tidak mendapatkan upah dan kelaikan dalam hidup mereka.Sebaliknya pemerintah Indonesia tidak serta merta melindungi anak-anak Bangsa ini. lalu hasilnya, Perlindungan tenaga Kerja ini tidaklah sempurna dan mengalami pelecehan yang menghempaskan mereka pada kematian.
Buku Surat Berdarah untuk Presiden adalah goretan tinta daripada TKI dan TKW yang dikirimkan ke luar negeri. Menurut Pipit Senja tulisan ini menceriterakan banyak hal yang tidak menyenangkan yang dialami oleh para TKI dan TKW kita dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Disisi lain, buku inipun memanggil pemerintah dan semua anak bangsa untuk ikut perduli akan suara hati mereka yang terkoyak sehingga mereka mengalami perlindungan dan perlakuan yang dapat menghargai dan menghormati sesama anak-anak bangsa terhadap hak-hak dalam hidup mereka. "Paling tidak terjadi perubahan dalam hidup mereka" ujar ibu Pipit diakhir perbincangan dengan wartawan Pecinta Pers
(TITO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar